Upaya Peningkatan Limbah Sait dengan Fermentasi Menggunakan Kapang Selulolitik

Authors

  • Maulana Maulana Fajri a:1:{s:5:"en_US";s:28:"politeknik negeri tanah laut";}

DOI:

https://doi.org/10.34128/jpb.v2i2.21

Keywords:

enzim selulase, limbah sawit, Phanerochaete chrysosporium, Neurospora crassa, serat kasar

Abstract

Penelitian ini bertujuan meninngkatkan kualitas limbah sawit (lumpur dan bungkil sait) dengan menggunakan kapang selulolitik (Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor A (dosis inokulum)  yaitu: A1 (3%), A2 (5%), A3 (7% dari jumlah substrat) kemudian faktor B (lama fermentasi) yaitu: B1 (5 hari), B2 (7 hari), B3 (9 hari). Peubah yang diamati yaitu: aktivitas enzim selulase (U/ml), Kandungan serat kasar (%BK) dan kecernaan serat kasar (%BK). Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara dosis inokulum dan lama fermentasi tetapi masing – masing faktor yaitu dosis inokulum (faktor A) dan lama fermentasi (faktor B) memberikan pengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap aktivitas enzim selulase dan kecernaan serat kasar namun terjadi interaksi antara dosis inokulum dan lama fermentasi yang berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan serat kasar dari limbah sawit (lumpur dan bungkil inti sawit). Hasil uji DMRT terlihat bahwa kandungan serat kasar pada perlakuan A3B2, A1B3, A2A3 dan A3B3 sangat nyata (P<0,01) lebih rendah dari perlakuan lainnya. Kesimpulan penelitian ini adalah limbah sawit (lumpur dan bungkil inti sawit) dapat ditingkatkan dengan fermentasi menggunakan kapang selulolitik (Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa). Dosis yang paling optimal dalam fermentasi menggunakan kapang selulolitik adalah inokulum 7% dan lama fermentasi 7 hari, dimanan diperoleh aktivitas enzim selulase 8,02 U/ml, kandungan serat kasar 13,25% dan kecernaan serat kasar 52,87%.

Kata Kunci: Limbah sawit, kapang selulolitik, enzim selulase dan serat kasar

References

Belitz, H.D., W. Grosch., and P. Schieberle. 2008. Food Chemistry, 4th ed. Berlin: Springer Verlag. 327-337.

Despal. 2000. Kemampuan komposisi kimia dan kecernaan in vitro dalam mengestimasi kecernaan in vivo. Media peternakan 23 (3) : 84 – 88.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Buku Statistik Perkebunan.

Fardiaz, S. 2005. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan. Lembaga Sumber Daya Informasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hames, D and N. Hooper 2005. Biochemistry. Ed ke-4. New York: Taylor and Francis Group.

Howard, R. L., E. Abotsi., E. L. J. Van Rensburg and S. Howard. 2003. lignocellulose biotechnology: issues of bioconversion and enzymeproduction. African J. Biotechnol2 (12):602-619.

Ikram, U. B., M. Javed., S.T. Khan., and Z. Siddiq. 2005. Cotton saccharifing activity of cellulases produced by co-culture of Aspergillus niger and Trichoderma viride. Research Journal of Agriculture and Biological Sciences 1(3): 241-245.

Jayanti, S. 2014. Pengaruh komposisi inokulum Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa terhadap lignin, selulosa, hemiseluosa, dan kecernaan serat kasar dari campuran limbah kulit durian dan ampas tahu. Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Andalas. Padang

Joseph, G. 2002. Pengaruh serat kasar pada broiler. www.poultryindonesia.com. Diakses tanggal 30 November 2023. Pukul 15.30-16.30 WIB.

Lubis, D. A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan Djakarta. Cetakan ke-2. Djakata.

Musnandar, E. 2004. Pertumbuhan jamur Marasmius sp. pada substrat kelapa sawit untuk bahan pakan ternak. Majalah Ilmiah Angsana Vol. 08. No.3: 25 - 30.

Nelson dan Suparjo. 2011. Penentuan lama fermentasi kulit buah kakao dengan Phanerochaete chrysosporium: evaluasi kualitas nutrisi secara kimiawi. Agrinak. (01):1-10.

Noferdiman dan A.Yani. 2013. Kandungan nutrisi lumpur sawit hasil fermentasi dengan Jamur P. Chrysosporium. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Agripet Vol 13, No. 2.

Nuraini. 2006. Isolasi kapang karotenogenik untuk memproduksi pakan kaya ß-karoten dan aplikasinya terhadap ayam ras pedaging dan petelur. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang.

Nuraini, Sabrina,Suslina and A. Latif. 2009. Improving the quality of tapioca by product through fermentation by Neurospora crassa to produce β carotene rich feed. Pakistan Jurnal of Nutrition. 8(4):487-490.

Nuraini, M. E. Mahata dan A. Djulardi. 2015. Pakan non konvensional dengan Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa dalam ransum untuk memproduksi telur rendah kolesterol. Laporan penelitian Hikom. Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas. Padang.

Nuraini, A. Djulardi dan A. Trisna. 2016. Peningkatan kualitas lumpur sawit dan bungkil inti sawit dengan fungi ligninolitik, selulolitik dan karotenogenik untuk memproduksi daging dan telur rendah kolesterol. Laporan Kluster Guru Besar. Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat. Universitas Andalas. Padang.

Nurfaizin dan P. R Matitaputty. 2015. Penggunaan kapang karotenogenik Neurospora dalam fermentasi limbah pertanian untuk pakan ternak unggas. Wartazoa. Vol. 25(4): 189-196.

Nurhaita, W. Rita, N. Definiati dan R. Zurina. 2012. Fermentasi bagase tebu dengan Neurospora Sitophila dan pengaruhnya terhadap nilai gizi dan kecernaan secara in vitro. Jur. Embrio 5(1): 1-7.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Panebar Swadaya. Jakarta.

Setyawan, S. 2005. Pengaruh kombinasi substrat, lama inkubasi dan pH dalam proses isolasi enzim xylase dengan menggunakan media jerami padi. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sianapar, J., L. P. Batubara, S. P. Ginting, K. Simanihuruk dan A. Tarigan. 2003. Analisis potensi ekonomi limbah dan hasil ikutan perkebunan kelapa sawit sebagai pakan kambing potong. Laporan Hasil Penelitian. Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih. Sumatera Utara.

Sinurat, A. P., T. Purwadaria., P. P. Ketanen., D. Zainuddin dan I. P. Kompiang. 2000. Pemanfaatan lumpur sawit untuk ransum unggas: lumpur sawit kering dan produk fermentasinya sebagai bahan pakan ayam broiler. J. Ilmu Ternak dan Veteriner 5(2): 107-112.

Steel, R. G. and J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik, Ed. 2, Cetakan ke-2, Alih Bahasa B. Sumatri. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suhartono, M. T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Downloads

Published

2023-12-30

How to Cite

Maulana Fajri, M. (2023). Upaya Peningkatan Limbah Sait dengan Fermentasi Menggunakan Kapang Selulolitik. Jurnal Peternakan Borneo, 2(2), 48–56. https://doi.org/10.34128/jpb.v2i2.21