Review: Pontesi Ayam Hutan Merah sebagai Sumber Daya Genetik Ternak Lokal
DOI:
https://doi.org/10.34128/jpb.v2i2.22Keywords:
Ayam Lokal, Eks-situ, In-situ, Indonesia, Plasma NutfahAbstract
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik, pola tingkah laku, dan kondisi pemburuan ayam hutan merah di habitatnya sebagai informasi dasar dalam mengambil keputusan dalam proses pelestarian ayam hutan merah secara eks-situ maupun in-situ. Ayam hutan merah warna bulu berwarna, corak bulu polos, pola bulu liar, kerlip bulu emas, warna shank hitam, tipe jengger tunggal, warna cuping putih, dan warna mata jingga. Ayam hutan merah secara umumnya memakan serangga, cacing, dan buah. Sarang telur ayam hutan berada di tanah dan terbuat dari ranting pohon, daun kering, pohon hidup, dan rumput. Ayam hutan merah diburu dengan menggunakan peralatan berupa ayam pikat, jaring, racik, dan kombinasi kedua alat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa program pemuliaan yang dapat diterapkan pada ayam hutan merah adalah program pemurnian (inbreeding) dan persilangan (cross-breeding).
References
[FAO] Food and Agriculture.Organization of The United Nations. (2007). Status Terkini Dunia Sumber Daya Genetik Ternak untuk Pangan dan Pertanian. Bamualim A et al., penerjemah. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Terjemahan dari: The State of The World’s Animal Genetic Resources for Food and Agriculture.
Natalia, R. A., Naharuddin, N., Rosyid, A. (2020). Populasi Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) di Kawasan Hutan Desa Tonusu Kecamatan Pamona Pusalemba Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba, 8 (1):64-68.
Nurcholis, Furqon, A., Lestari, A., & Yaddi, Y. (2021). Identifikasi Tingkah laku Reproduksi dan Karakteristik Telur Ayam Hutan Sebagai Upaya Pelestarian Sumber Daya Genetik di Merauke. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis, 8(2):195-201.
Puasa, M., Saroyo, S., & Wahyudi, L. (2019). Densitas dan Aktivitas Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) di Hutan Gunung Klabat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. PHARMACON, 8(4): 1000-1006.
Rafian, T., Jakaria, J., & Ulupi, N. (2017). Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 12(1): 47-54.
Rafian, T., Jakaria, J., & Ulupi, N. (2023). Keragaman Fenotipe Sifat Kuantitatif Ayam Burgo, Ayam Hutan Merah, dan Ayam Kampung di Provinsi Bengkulu. J. Anim. Res App. Sci., 4(1):1-8.
Sartika, T. (2012). Ketersediaan Sumber Daya Genetik Ayam Lokal dan Strategi Pengembangannya untuk Pembentukkan Parent dan Grand Parent Stock. Workshop Nasional Unggas Lokal 2012: 19-23.
Setianto, J., Sutriyono, S., Prakoso, H., & Zain, B. (2016). Identifikasi Asal-usul Ayam Hutan Merah yang Dipelihara Masyarakat di Kabupaten Seluma. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 11(2):141-152.
Suhadi, M. (2019). Studi Penangkapan Ayam Hutan Merah di Kabupaten Kaur Bengkulu. Jurnal Wahana Peternakan, 3(2):9-13.
Sulandari S, Zein MSA, Sartika T. (2008). Molecular characterization of Indonesian indigenous chickens based on mitochondrial DNA displacement (D)-loop sequences. Hayati J. Biosciences, 15(4):145–154.
Sutriyono, Setianto, J., Prakoso, H. (2016). Produksi dan Populasi Ayam Hutan Merah Domestikasi di Kabupaten Bengkulu Utara dan Skenario Pengembangan Populasi. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 2(2): 226-231.
Wahyudi, A., Setianto, J., & Prakoso, H. (2017). Studi Penangkapan Ayam Hutan Merah di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 12(4):360-371.