DINAMIKA POPULASI TERNAK KERBAU DI KECAMATAN BATANGKAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.34128/jpb.v1i1.2Keywords:
Dinamika Populasi, Ternak Kerbau, Kecamatan Batang KapasAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggetahui dinamika populasi ternak kerbau di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten pesisir Selatan, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode survei dan melakukan pengamatan serta wawancara langsung dengan responden (peternak). Penetapan responden dengan teknik simple random sampling menggunakan rumus Slovin dan peternak yang menjadikan responden di tetapkan dengan metode Snowball. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten pesisir Selatan, Sumatera Barat. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 88 peternak. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa populasi ternak kerbau di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten pesisir Selatan, Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 8,11% pertahun dari total populasi. Dilihat dari hasil penelitian diperoleh jumlah faktor input ternak kerbau sebanyak 143 ekor atau 49,65% dari total keseluruhan populasi ternak kerbau dan faktor output sebanyak 56 ekor atau 19,45% dari total keseluruhan populasi ternak kerbau. Ternak kerbau pedet umur 0-1 tahun berjumlah 51 ekor atau 17,71%, ternak kerbau muda umur 1-2 tahun berjumlah 71 ekor atau 24,65% dan ternak kerbau dewasa umur >2 tahun berjumlah 166 ekor atau 57,64% dari total populasi.
References
Arman, C. 2006. Penyigian Karakteristik Reproduksi kerbau Sumbawa, Lokakarya Nasional Usaha Ternak, Sumbawa.
Baikuni, 2002. Karakteristik Reproduksi dan Potensi Pengembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Clapham, W. B. J. R. 1983. Natural Ecosystem 2, Ed. Macmillan Publishing, Co. Inc, New York.
Dirjen peternakan 2015. Populasi Kerbau Berdasar kan Propinsi. Direktorat jendral peternakan. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Avalable at http://www.deptan.go.id
Febrina, D. dan Liana 2008. Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ruminansia pada Peternak Rakyat di Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Peternakan vol.5 No. 1 Februari 2008. ISSN 1829-8729
Hardjosubroto, E. 1994. Aplikasi pemuliabiakan ternak di lapangan. Gramedia widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hasinah. H. dan E. Hadiwirawan, 2006. Keragaman Genetik Ternak Kerbau Di Indonesia. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Iskandar, I. dan Arfa’i. 2007. Analisis Program Pengembangan Usaha Ternak kerbau Di Kabupaten lima Puluh Kota, Sumatra Barat (studi kasus program bantuan pinjaman lansung masyarakat). Fakultas Peternakan universitas Andalas, Padang.
Wayan, K. 2015. Dinamika dan Komposisi Populasi Ternak Kerbau. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.
Mc Naughton, S. J. dan W. F. Larry, 1990. Dinamika Populasi. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Murti, T. S. 2002. ILmu Tenak kerbau. Kanisius, Yogyakarta.
Murtindjo, B. A. 1989. Memelihara Kerbau. Kanisius, Yogyakarta.
Poerwoto, H. dan I. B. Dania. 2006. Perbaikan Manajemen Ternak kerbau Untuk meningkatkan Produktivitas Ternak. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau mendukung Program Kecukupan Daging Kerbau. Fakultas Peternakan universitas Mataram, Mataram.
Praharani, L. E. Juarini, dan I. G. M. Budiarsana. 2009. Prameter Indikator Inbreeding Rate Pada Populasi Ternak Kerbau di Kab. Lebak Prov. Banten. Seminar Lokakarya Nasional Kerbau 2009: 93-99elib. Pdii.Lipi Go. Id/catalog/…/978-602-8475-22-8_2010_9399.Pdf. (12 November 2012).
Reksodiprojo, S. 1984, Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Rohaeni, E. S., M. Sabran dan A. Hamdan 2008. Potensi, Peran dan Permasalahan Beternak Kerbau di Kalimantan selatan. Pros. Seminar Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau.Jambi, 22-23 Juni 2007.Postlitbang Peternakan Bekerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi Jambi, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batanghari dan Direktorat Pembibitan, Direktorat Jendral Peternakan. Hlm. 56-59.
Saladin, R. 1984. Beternak Kerbau. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.
Saleh, H. 2004. Rencana Pemanfaatan Lahan Kering Untuk Pengolahan Usaha Peternakan Ruminansia Dan Usaha Tani Terpadu Di Indonesia. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan.
Saputra, S. W. 2007. Dinamika Populasi. Buku Ajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Dipenogoro, Semarang.
Sianturi, R. G., D. A. Kusumaningrum, U. Adiati, E. Triwulaningsih dan P. Situmorang. 2010. Efektifitas Beberapa Metode Sinkronisasi Estrus dan Inseminasi Buatan pada Kerbau Rawa di Banten. Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010.76-83.
Siregar, S. B. 2007. Penggemukan Kerbau Potong. Cetakan 14. Penebar Swadaya, Jakarta.
Subiyanto. 2010. Populasi Kerbau semakin menurun. Jakarta.
Sugiyono. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sumadi, W. Hardjosubroto dan Supiyono. 2003. Penyusunan Program Breeding Sapi Potong di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerjasama Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Triwulanningsih, E. 2008.Inovasi Teknologi Untuk Mendukung Pengembangan ternak Kerbau.Jambi, 22-23 Juni 2007. Puslitbang Peternakan Provinsi Jambi, Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Batanghari dan Direktorat Perbibitan, Direktorat Jendrl Peternakan. Hlm.82.
Toelihere, M. R. 1985. Kontribusi Biologi dan Patologi Reproduksi pada Kerbau di Indonesia. Laporan Penelitian Tahap II. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.